Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

2018-03-21

Persyaratan Apa Yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Seorang Penerjemah Mandarin Yang Baik Dan Profesional?

 
Banyak orang ingin menjadi penerjemah. Akan tetapi tidak banyak orang yang tahu apa persyaratan untuk menjadi seorang penerjemah yang baik dan profesional. 

Di bawah ini penulis akan uraikan apa saja kriteria untuk bisa menjadi seorang penerjemah yang bagus. Memang ada persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang penerjemah dalam hal ini. Kriteria-kriteria itu adalah sbb.:

Belajar terus-menerus: 
 
Kedengarannya aneh, kok masih perlu belajar sih? Memangnya belum ahli? Kenapa dia harus belajar terus-menerus?  Jawabannya adalah Ya!Ciri-ciri seorang penerjemah yang baik itu adalah orang yang belajar terus-menerus. Bukan masalah dia sudah ahli atau belum ahli. Tapi memang dia harus terus belajar. Karena dia harus terus-menerus meningkatkan keahliannya dalam menerjemah. Bidang atau lapangan usaha itu sangatlah banyak dan luas. Secara harafiah adalah sulit bagi seorang penerjemah untuk bisa menguasai semua bidang usaha itu  dalam menerjemah. Biasanya orang hanya bisa menguasai beberapa bidang saja. Akan tetapi lingkup bidang penerjemahan mengharuskan seorang penerjemah harus bisa menerjemahkan semua bidang usaha itu dengan bagus. 

Jadi apa solusinya? Tentu saja si penerjemah harus belajar bidang usaha yang dia terjemahkan itu. Akan tetapi bagaimana caranya? Apakah si penerjemah harus kuliah lagi di bidang ilmu tersebut agar dia bisa menerjemahkan bidang usaha itu dengan baik? Jawabannya, tentu saja tidak ! Bukan begitu caranya. Lalu apa yang harus dilakukan oleh si penerjemah? Si penerjemah boleh saja belajar-belajar menambah ilmu untuk bidang-bidang yang dia terjemahkan. Masalahnya, sebanyak apa pun yang bisa dia pelajari tetap saja masih terbatas untuk bisa disandingkan dengan seorang profesional yang bergelut di bidang ilmu tersebut.  

Belajar terus-menerus di sini bukan maksudnya menuntut si penerjemah harus kembali lagi ke bangku kuliah atau dengan sengaja belajar kembali bidang ilmu tertentu untuk mengimbangi profesinya sebagai penerjemah, melainkan belajar terus-menerus untuk meningkatkan kemampuannya dalam menemukan kosa kata dan istilah atau terminologi yang tepat dan akurat dari bidang-bidang usaha yang dia terjemahkan.  

Nah, sudah paham?  Lalu bagaimana caranya? Tergantung kreativitas si penerjemah sendiri bagaimana bisa menemukan istilah-istilah yang tepat untuk bidang ilmu yang dia terjemahkan. Caranya? Dia bisa mencarinya dan menelusurinya lewat internet dengan melakukan browsing-browsing ke website-website luar negeri yang relevan. Saya menyarankan agar para penerjemah rajin mencarinya di web-web luar negeri, karena sumber referensi yang bagus biasanya didapatkan dari sana. Anda bisa mencarinya dengan mengetikkan aksara mandarin di mesin penelusur. Kalau Anda tekun, Anda pasti bisa menemukan yang paling cocok dan akurat, yang bisa membantu Anda dalam menerjemah. Anda bisa mengumpulkannya sedikit demi sedikit. Lama-kelamaan kosa kata dan terminologi anda pasti akan meningkat sangat pesat. Inilah yang Saya maksud dengan belajar terus-menerus.  Kalau Anda bisa menemukannya, masih perlukah Anda untuk sengaja kuliah lagi? Tentu saja, tidak perlu lagi, bukan?

Selalu membekali diri dengan Translator's tools yang terpercaya:
 
Saya tidak menyebutkan di sini secara spesifik apa sajakah perangkat penerjemah yang harus kalian miliki. Karena setiap penerjemah punya perangkat yang berbeda-beda, tergantung kecocokan. Jadi tools apa pun boleh Anda bekali, sepanjang tools tersebut bisa membantu Anda menerjemah dengan lebih baik. Kumpulkan tools tersebut sebanyak mungkin. Website-website luar negeri di poin atas yang berhasil Anda kumpulkan juga boleh Anda jadikan tools. Tapi tentu saja Anda harus pandai dan selektif menggunakannya. Jangan Anda pukul rata atau main hantam saja semuanya. Sebelum dipakai coba Anda kaji dulu, istilahnya sudah tepat/akurat belum? Kalau Anda sudah menjadi seorang penerjemah, Anda sudah pasti punya insting yang tajam dalam hal memilih dan menentukan istilah mana yang paling tepat dan bisa dipakai dalam terjemahan Anda.

Punya keahlian menulis dan mengolah kata yang baik: 
 
Kepandaian tulis-menulis dan mengolah kata mutlak diperlukan bagi seorang penerjemah tulisan. Ketrampilan editorial dan proofreading juga sangat diperlukan. Menguasai tata bahasa, ejaan, tanda baca juga suatu ketrampilan yang harus dimiliki untuk menjadi seorang penerjemah yang baik. Di dalam dunia penerjemah, tidak sedikit penerjemah yang juga merangkap profesi sebagai editor. Apalagi bagi seorang penerjemah buku atau novel, kepandaian ini mutlak diperlukan. 

Bagi yang kurang berbakat di bidang tulis-menulis, saya sarankan agar mau meluangkan waktu untuk mempelajari bidang ini, karena ketrampilan ini akan banyak mendukung keahlian Anda sebagai seorang penerjemah. Seorang penerjemah yang baik bukan saja dituntut untuk bisa mengalihkan bahasa saja, melainkan juga harus bisa mengolah kata dengan baik, agar hasil terjemahannya enak dibaca dan mudah dimengerti. 

Senang membaca dan nonton:
 
Kalau Anda punya hobi membaca dan nonton, itu juga bisa membantu meningkatkan skill Anda dalam menerjemah. Membaca dan menonton itu erat kaitannya dengan aksara dan visual. Kedua hal ini termasuk bidang seni dan ini pun erat kaitannya dengan penerjemahan, karena menerjemah itu pun juga bisa dikategorikan sebagai seni juga, yaitu seni penulisan. Jadi kedua aktivitas ini sangat mendukung penerjemahan. Jadi hobi ini sangat berguna bagi seorang penerjemah.

Dalam membaca, biasakan untuk menganalisa tulisan yang dibaca. Coba perhatikan cara perangkaian kalimatnya, rangkaian alurnya, plot ceritanya, susunan alineanya, pemilihan kata-katanya, tanda baca yang dipakai, dan semua aspek penulisan yang ada bisa Anda kaji. Kalau Anda rajin mengamati hal ini, nanti Anda bisa menerjemah dengan susunan kata layaknya seorang pengarang yang membuat tulisan. Nanti hasil penerjemahan Anda akan semakin bagus. Anda bisa mendapatkan poin plus, loh !

Demikian juga dalam hal menonton. Saya tidak membahas tentang unsur hiburannya di sini. Tapi yang Saya tekankan di sini adalah: selama Anda menonton, coba Anda perhatikan dialognya, amati teksnya, lihat konteks kalimatnya dalam sikon apa dia pakai, pemilihan kata-katanya, dsb. Kalau Anda konsisten melakukan analisa seperti ini, nanti skill menerjemah Anda pasti akan meningkat dengan pesat.

Selalu bekerja dengan hati:
 
Zaman sekarang sudah sulit untuk menemukan orang yang masih mau bekerja dengan hati. Apa itu bekerja dengan hati? Bekerja dengan hati itu bekerja dengan penuh keikhlasan untuk menghasilkan produk atau jasa yang bermutu tinggi dalam kondisi apa pun. Kalau Anda bekerja dengan hati, Anda tidak akan berpikir untuk merugikan orang lain. Anda akan selalu bertanggungjawab atas mutu pekerjaanmu dan berusaha menyelesaikan pekerjaanmu dengan sebaik-baiknya dalam kondisi apa pun. 

Zaman sekarang orang sangat mementingkan benefit dan prioritasnya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan segala macam cara dengan biaya dan pengorbanan seminim mungkin, tanpa mempedulikan apa pun . Apa pun bisa dikorbankan demi meraih keuntungan yang besar. Hal ini sangat berlawanan dengan filosofi bekerja dengan hati. Bekerja dengan hati mau ikhlas berkorban demi menghasilkan produk/jasa yang bermutu. Sedangkan filosofi mencari keuntungan, yang dikejar adalah keuntungan semata. Perbedaannya adalah kalau bekerja dengan hati, prioritasnya adalah mutu kerja yang tinggi. Sedangkan filosofi mencari keuntungan, prioritasnya adalah mencari uang sebanyak mungkin. Bekerja dengan hati mau berkorban dengan ikhlas, sedangkan mencari keuntungan, penuh dengan perhitungan. Tidak ada pengorbanan dalam kamusnya, karena berkorban itu membuat dia jadi rugi. Jelas perbedaannya?

Punya idealisme dan integritas dalam bekerja: 
 
Mau mencari penerjemah yang idealis dan berintegritas di zaman sekarang pun juga tidak mudah. Orang sekarang banyak yang tidak mementingkan idealisme dan integritas lagi. Kalau Anda penerjemah yang idealis dan berintegritas, Anda tidak akan sembarangan bekerja. Kalau Anda sanggup, Anda akan bilang bisa ! Tetapi kalau Anda tidak bisa memenuhinya, Anda juga akan berterus terang bilang tidak sanggup! Jadi idealisme dan integritas itu selalu transparan, terbuka, tidak berpura-pura, tidak berbohong dan tidak menipu. Apa yang sudah dia janjikan akan dia penuhi. Kalau dia tidak bisa, dia akan berterus terang, prinsipnya dia tidak akan merugikan dan menipu kliennya. Dia akan selalu menjaga citra dan nama baiknya. 

Bekerja dengan idealisme tidak mudah di zaman sekarang. Yang bisa bekerja begitu masih memiliki hati nurani yang bersih. Tidak terkontaminasi dengan iming-iming dan uang. 

Kedengarannya susah ya? Mau menjadi penerjemah yang baik, kok syaratnya begitu berat? Memang benar tidak mudah. Tapi dalam bekerja kita harus memiliki prinsip, bukan?  Memang tidak mudah dilakukan, tapi kalau Anda sudah terbiasa bekerja dengan kriteria seperti ini, hal ini tidak akan terasa berat lagi. Malahan di dalam hatimu nanti akan muncul semacam perasaan puas yang membahagiakan. Akan muncul perasaan bangga atas profesimu. Perasaan ini tidak  bisa Anda peroleh dengan uang, loh! Tidak percaya? Nanti coba Anda praktekkan. Anda akan tahu sendiri nanti.

Tidak banting harga demi mendapat pekerjaan:
 
Hal ini berkaitan erat dengan masalah penghargaan terhadap profesi Anda. Kalau Anda menghargai profesi Anda, Anda tidak akan mudah-mudahnya membanting harga atau mengenakan harga yang murah meriah dan tidak sewajarnya dalam menerjemah terhadap klien Anda. Dari pemerintah sendiri, dalam hal ini oleh Menteri Keuangan, sengaja diatur dalam sebuah undang-undang khusus untuk para penerjemah. Di situ sudah ditentukan tarif penerjemahan terbaru (biasanya untuk dokumen) untuk setiap bahasa yang diterjemahkan. Jadi pemerintah saja tidak sembarangan dalam menentukan tarif penerjemah. Masa kita sebagai penerjemah malah membanting harga? Tujuan pemerintah melakukan hal ini adalah untuk melindungi harkat dan martabat para penerjemah bahasa, agar dalam prakteknya mereka tidak dirugikan oleh klien dengan penawaran harga yang terlalu murah dan tidak sewajarnya. Hal ini patut disyukuri oleh para penerjemah, bahwa pemerintah masih menghargai jasa penerjemah sebagai pekerjaan yang layak mendapatkan imbalan yang reasonable. Jadi janganlah kita sebagai penerjemah malah yang tidak menghargainya sendiri. Siapa yang akan menghargai Anda, jika Anda sendiri tidak menghargai profesi Anda sendiri? Siapa yang akan melindungi Anda, kalau bukan diri Anda sendiri?

Saya sendiri sebagai penerjemah bukannya ingin memaksa Anda untuk mengenakan tarif penerjemahan yang mahal. Bukan! Sebaliknya, di sini Saya menyarankan Anda untuk menetapkan tarif yang wajar. Tarif yang wajar itu adalah tarif yang tidak begitu mahal juga tidak terlalu murah, tapi bukan tarif banting harga. Jangan jadi penerjemah murahan. Tapi kenakanlah tarif yang wajar sesuai dengan kemampuan profesionalisme Anda, sesuai dengan keahlian Anda, jam terbang Anda, pengalaman kerja Anda, sehingga klien Anda dapat mengapresiasi hasil kerja Anda dengan semestinya.

Berani menolak job yang menuntut waktu kerja yang tidak wajar/tidak manusiawi: 
 
Anda jangan takut kalau dibilang tidak profesional dalam bekerja, hanya karena Anda tidak sanggup bekerja lembur seharian. Justru sebaliknya, kalau Anda mau menerima pekerjaan yang menuntut dan menyita waktu Anda seharian, Anda lah yang tidak profesional. Masa begitu? Coba Anda pikirkan. Menurut ilmu kesehatan, berapa sih jam kerja normal sehari bagi seorang yang sehat? Semua orang juga tahu, yaitu kurang lebih 8 jam perhari. Memang, kadangkala kita terpaksa harus bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Hal ini wajar saja. Yang tidak wajar itu adalah kalau kita terpaksa harus bekerja sampai melebihi batas waktu kerja  normal bagi seorang manusia yang normal. Misalnya, kita mendapat job yang mempunyai target waktu yang sangat sempit, sehingga dalam menyelesaikannya, sampai harus menyita waktu kita seharian, agar target waktu yang ditentukan bisa dipenuhi. 

Sebagai manusia normal, kita punya waktu 24 jam sehari. Kita hidup di dunia bukan cuma untuk bekerja saja, loh. Masih ada kewajiban dan tugas kita yang lain. Jadi adalah sangat tidak wajar dan tidak manusiawi, jika Anda terpaksa harus menerima job yang melebihi kapasitas bekerja Anda sebagai manusia yang normal. Bayangkan, Anda sampai tidak tidur, hanya gara-gara mengejar target terjemahan. Anda sudah lelah dan mengantuk, tapi Anda masih harus bekerja mengejar target. Keadaan ini berlangsung terus-menerus selama Anda bekerja freelance. Anda bisa bayangkan hasilnya? Hasil terjemahan Anda bukannya jadi bagus, malah jelek karena Anda tidak punya cukup waktu dalam menerjemah. Anda sampai tidak bisa istirahat! Jadi bagaimana hasil terjemahan Anda bisa bagus? Anda takut dibilang tidak profesional dan terancam tidak mendapatkan job itu, jadi Anda terpaksa tidak tidur demi menerima pekerjaan itu. Kalau hasil terjemahan Anda buruk, masih adakah yang mau memberi job kepada Anda? Masih adakah orang yang bilang Anda profesional? Jadi siapa yang tidak profesional di sini? 

Jadi janganlah Anda sampai terjebak dalam sikon seperti ini. Keadaan ini amat tidak profesional dan tidak menghargai profesi penerjemah. Jangan goyah hanya karena uang. Bekerjalah semaksimal mungkin dengan kapasitas dan load kerja yang wajar dan normal. Anda dinilai dan dihargai dari hasil kerja Anda, bukannya dari cepatnya Anda menyelesaikan target. Karena pekerjaan yang diselesaikan secara terburu-buru tanpa waktu istirahat, sudah pasti hasilnya tidak akan bagus. Biar kerja Anda cepat dan selalu target, tapi kalau hasilnya buruk, Anda lah yang akan dicap tidak profesional. 

Berikanlah penjelasan dan pengertian kepada klien Anda. Bilang saja Anda tidak bisa menjamin hasil kerja yang bagus, bila target waktu yang diberikan terlampau sempit dan tidak sewajarnya. Biasanya sih, kalau klien yang baik, dia pasti akan mengerti, karena dia juga pasti tidak mau mendapat hasil yang buruk. Anda bisa negosiasikan kembali dengan klien Anda target waktu yang lebih wajar dan reasonable. Tapi, kalau kliennya tidak mau mengerti juga, saya menghimbau Anda untuk menolak job ini. Karena kalau Anda menerimanya, Anda akan terus terjebak dalam kondisi seperti ini. Kalau sudah begitu, Anda lah yang tidak profesional.

Mau meluangkan waktu untuk belajar dari kamus:
 
Bila ada waktu luang, saya menyarankan Anda untuk mau meluangkan waktu Anda dengan belajar dari kamus. Belajar dari kamus itu adalah cara yang paling oke dan sempurna menurut hasil analisa Saya selama Saya menjadi penerjemah. Memang belajar dari kamus itu sangat melelahkan dan menguras energi. Tapi manfaat yang bisa kita dapatkan juga luar biasa besar. Jadi sangat layak untuk dicoba. Bagi yang ingin menjadi penerjemah yang profesional, ini adalah pilihan yang sangat bagus. Jadi tidak ada salahnya untuk dicoba.

Demikianlah tips dari Saya tentang syarat-syarat untuk menjadi seorang penerjemah yang baik. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi siapa saja yang berminat untuk menekuni profesi penerjemah. Sebuah profesi yang mulia dan membanggakan bagi kita.



Sumber Gambar: https://sogou.com
 
 
********

5 comments: