Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

2018-04-11

Meluruskan Persepsi Keliru Yang Beredar di Masyarakat Tentang Penerjemah Tersumpah dan Penerjemah Non Tersumpah

 
Selama ini sering timbul persepsi keliru di masyarakat kita tentang kualitas dan lingkup kerja dari Penerjemah Tersumpah dan Penerjemah Non Tersumpah. Dengan tulisan ini Penulis ingin meluruskan persepsi keliru tersebut, agar jangan timbul judgement yang salah mengenai hal ini. 

Apa saja persepsi keliru tersebut? Baca uraian di bawah ini:

Hanya Penerjemah Tersumpah yang diakui dan bisa dipercayai untuk melakukan penerjemahan:
 
Jelas ini anggapan yang sangat keliru. Penerjemah Tersumpah adalah penerjemah yang sudah disumpah untuk melakukan penerjemahan dokumen legal yang membutuhkan legalisasi ke Kedutaan Asing, Kementerian Luar Negeri, Kantor Imigrasi, Depkumham (Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan persepsi, bahwa hasil terjemahannya bisa dipertanggungjawabkan legalitasnya atau telah sesuai dengan dokumen aslinya, yang dibuktikan dengan adanya stempel Penerjemah Tersumpah. Jadi stempelnya itu sebagai bukti legalitas dari dokumen yang dia terjemahkan. Legalitas di sini hanya berkenaan dengan dokumen legal yang membutuhkan LEGALISASI saja. Jadi kalau dokumen legal tersebut tidak membutuhkan legalisasi, jelas kita tidak perlu menggunakan jasa Penerjemah Tersumpah, karena para Penerjemah Non Tersumpah pun bisa melakukannya. Demikian juga dengan penerjemahan dokumen non-legal apa pun bisa dilakukan oleh Penerjemah Non Tersumpah. Jadi tidak perlu harus selalu mencari Penerjemah Tersumpah. Kecuali dokumen tersebut membutuhkan legalitas, baru kita mencari Penerjemah Tersumpah. 

Jelas perbedaannya? 

Penerjemah Tersumpah adalah Penerjemah yang paling pintar dan paling bagus:
 
Ini adalah anggapan yang keliru dan bodoh! Karena kepintaran seseorang dan bagus tidaknya seorang penerjemah bukan terletak pada stempel tersumpahnya itu, melainkan pada mutu hasil terjemahannya dan seberapa tinggi jam terbangnya. Banyak Penerjemah Tersumpah yang bukan lulusan sekolah hukum. Banyak juga Penerjemah Tersumpah yang jam terbangnya kalah dengan jam terbangnya para Penerjemah Non Tersumpah. Jam terbang para Penerjemah Non Tersumpah bisa lebih banyak, hal ini disebabkan karena wilayah penerjemahan mereka lebih luas dan lebih bervariasi, mengingat para Penerjemah Tersumpah lebih banyak mengerjakan terjemahan legal saja.

Jadi sudah lebih paham?

Mutu hasil penerjemahan dari Penerjemah Tersumpah selalu lebih baik:
 
Siapa bilang? Apa buktinya? Karena mereka punya stempel? 

Tidak ada jaminan bahwa mutu kerja mereka pasti lebih baik. Belum tentu pula kalau mutu para Penerjemah Non Tersumpah kalah dengan yang Tersumpah. 

Ada cerita sewaktu Penulis bekerja di sebuah Law Firm, penulis pernah diceritai oleh seorang pengacara di sana, bahwa pengacara di Law Firm itu pernah menerjemahkan ulang hasil terjemahan dari seorang Penerjemah Tersumpah yang disewa oleh Law Firm tersebut untuk menerjemahkan dokumen legal dari Klien Law Firm tersebut. Pekerjaan tersebut diserahkan kepada si Penerjemah Tersumpah karena Klien Law Firm tersebut membutuhkan stempel dari si Penerjemah Tersumpah untuk melegalisasi dokumen tersebut. Akan tetapi begitu hari H-nya tiba dan sewaktu hasil terjemahannya itu diserahkan kepada Law Firm tersebut, ternyata hasil terjemahannya dinilai jelek, sehingga Pengacara di kantor tersebut terpaksa harus mengoreksi dan menerjemahkan ulang hasilnya, agar tidak dikomplain sama Kliennya. Alhasih, akhirnya pekerjaan itu selesai. Lalu Law Firm itu meminjam stempel tersumpah milik si Penerjemah Tersumpah untuk dibubuhkan pada dokumen tersebut. 

Sewaktu penulis mendengar cerita ini, hampir-hampir penulis tidak percaya. Kok bisa ya, Penerjemah yang sudah mendapat titel Tersumpah dan memiliki Stempel kok mutu kerjanya bisa begitu rendah, sampai-sampai hasil kerjanya harus dikoreksi dan diterjemahkan ulang oleh pengacara di kantor Law Firm tersebut. Waktu itu penerjemahannya adalah dalam Bahasa Inggris. Dari sini saja sudah membuktikan, bahwa Bahasa Inggris seorang Lawyer masih lebih bagus daripada Bahasa Inggrisnya si Penerjemah Tersumpah.

Heran juga bagaimana dia bisa lulus ujian penerjemah tersumpah dan memperoleh stempelnya itu? Kalau tidak mendengar sendiri cerita ini, rasanya sulit untuk percaya. Tapi memang ini fakta. Jadi ya hati-hatilah dalam memilih Biro Penerjemah Tersumpah dan para Penerjemah Tersumpahnya itu, agar tidak mengalami kejadian seperti ini.

Sekali lagi Penulis tegaskan di sini bahwa mutu hasil terjemahan itu bergantung pada kepintaran dan jam terbang dari si penerjemah, bukan dari titel Tersumpah atau Non Tersumpah. Jadi janganlah kita menilai dan men-judge dari titelnya ini. Nanti kita yang rugi sendiri.

Kalau bukan dengan Penerjemah Tersumpah, hasilnya tidak syah:
 
Dari uraian-uraian dan contoh kasus di atas, masihkah kita tetap beranggapan seperti ini? Kalau Anda tetap ngotot dan berpendirian seperti ini, berarti Anda lah yang bodoh. Memang semua orang berhak untuk memilih jasa yang dia inginkan. Tapi tetap mempertahankan persepsi yang keliru, yang akan rugi adalah diri kita sendiri. 

Orang awam memang tidak memahami dunia penerjemah. Dan tidak gampang pula untuk menjelaskannya kepada orang awam. Kadangkala orang awam sulit untuk bisa mengerti. Kadang sudah dijelaskan, tapi masih tetap tidak  mengerti juga. Bahkan ada yang tidak mau mengerti. Perlu kesabaran yang tinggi untuk memberi pengertian kepada mereka. 

Tapi sekali waktu mungkin Anda memerlukan jasa dari para penerjemah. Sebelum Anda memutuskan pilihan, alangkah lebih baik bila Anda mencari info terlebih dahulu. Sembari Anda membetulkan persepsi Anda yang keliru selama ini. Niscaya Anda tidak akan rugi dalam menentukan pilihan.
 

Sumber Gambar: https://sogou.com



********



2018-04-10

Apakah Hanya Dengan Menguasai Bahasa Mandarin Saja Sudah Pasti Bisa Menjadi Guru Dan Penerjemah Mandarin Yang Baik?

 
 Jawaban atas pertanyaan ini adalah belum tentu!

Banyak persepsi keliru di masyarakat kita tentang hal ini. Dikiranya kalau seseorang bisa berbicara dan menulis Mandarin dengan lancar, otomatis orang itu juga bisa menjadi Guru dan Penerjemah Mandarin. Dikiranya kalau menjadi seorang Guru dan Penerjemah itu syaratnya hanya menguasai Bahasa Mandarin saja sudah cukup. Padahal kenyataannya tidaklah begitu. Karena untuk menjadi seorang Guru atau Penerjemah yang baik itu diperlukan karakter dan keahlian khusus, jadi tidak hanya sekedar menguasai mandarin saja sudah cukup. Nah, inilah yang tidak dipahami oleh kita. Lalu apa sajakah karakter dan keahlian khusus itu? Penjelasannya ada di bawah ini.

Guru Mandarin:

Di sini yang kita bahas adalah Skill dan karakter yang harus dimiliki oleh seorang Guru Mandarin yang baik. Kita tidak membicarakan Guru yang abal-abal. Karena yang abal-abal itu tidak memerlukan keahlian. Jadi Anda harus bisa membedakan hal ini. Lalu karakter dan skill apa sajakah itu?

Menguasai Bahasa Mandarin dengan baik dan lengkap dalam segala aspek:
 
Artinya dia harus menguasai ke-4 pilar Bahasa Mandarin dengan baik. Ke-4 pilar ini adalah: 
  • Bicara dan Mendengar.
  • Membaca dan Menulis.
  • Ejaan Pinyin dan Pelafalan.
  • Kosa Kata dan Tata Bahasa.  
Ke-4 pilar ini harus dia kuasai sepenuhnya. Bukan setengah-setengah, bukan cuma dua, melainkan keempat-empatnya sekaligus. Kalau dia cuma menguasai dua saja, berarti dia belum bisa dibilang menguasai. 

Memiliki dan menguasai teknik mengajar yang mumpuni:
 
Dia harus tahu mulai mengajar dari mana, apa yang harus diajarkan lebih dahulu, apa langkah-langkah yang harus diajarkan, latihan-latihan apa yang harus diberikan, bahan pelajaran apa yang harus dipersiapkan, cara mengajar bagaimana yang efektif agar pelajar cepat mengerti, pendekatan seperti apa yang harus dilakukan terhadap muridnya, bagaimana cara dia membantu muridnya agar bisa belajar dengan baik, dan lain-lain sebagainya.

Kemampuan mengendalikan kelas/pelajar: 
 
Tanpa adanya kemampuan ini, Si Guru akan gagal menyampaikan pelajaran. Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Hasil pengajaran juga tidak akan efektif. Proses pengajaran akan berjalan sepihak dan kaku karena interaksi di antara Guru dan Murid tidak berjalan dengan lancar.  

Punya karakter dan integritas yang baik:
Seorang Guru tidak hanya seorang pengajar, melainkan juga seorang pendidik. Seorang Guru yang baik harus memiliki integritas, baru dia bisa memperoleh rasa hormat dan respek dari murid-muridnya. Murid-muridnya tidak akan bersikap dan bertingkah-laku sembarangan, kalau Gurunya berintegritas. Kalau muridnya saja tidak respek, bagaimana pelajaran yang disampaikan bisa diterima dengan baik?

Kemampuan menempatkan diri sebagai pendidik, pembimbing, mentor, coach dan Kakak:
 
Si Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang hangat, harmonis, fun, santai tapi serius, sehingga proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan efektif. Untuk hal ini diperlukan pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Guru juga perlu belajar bagaimana caranya agar dia bisa berfungsi sebagai pendidik, pembimbing, mentor, coach atau bahkan sebagai kakak. 

Bisa menyesuaikan diri dalam segala situasi dan kondisi:
 
Kondisi murid tidaklah sama satu sama lainnya. Si Guru harus mampu membaca ini. Kepandaian setiap murid tidaklah sama. Tidak semua murid yang diajar itu pintar. Guru harus bisa mengukur tingkat kepandaian muridnya, agar dia bisa menyesuaikan pelajarannya sedemikian rupa sehingga muridnya bisa menerimanya dengan baik. 

Sabar dan ikhlas mengajar dengan hati:
 
Guru yang baik mutlak memiliki poin ini. Dia harus sabar dalam mengajar. Dia akan menjelaskan dengan sabar setiap pertanyaan yang diajukan oleh muridnya. Dia akan mengulangi pelajaran dengan sabar sampai muridnya benar-benar mengerti, baru dia lanjut lagi. Dia harus bisa mengajar dengan hati. Kalau Guru memiliki poin ini, dia tidak akan mengajar sembarangan. 

Menghargai profesinya dan tidak akan melakukan perbuatan yang tercela:
 
Seorang Guru yang baik yang menghargai profesinya tidak akan pernah melakukan perbuatan yang tercela, yang mencoreng nama baik dan merusak reputasinya. Misalnya: menerima suap, jual beli soal-soal ujian, dsb.

Demikianlah Anda bisa lihat di sini, bahwa tidaklah gampang untuk menjadi seorang Guru yang baik. Jadi adalah tidak mungkin kalau hanya dengan menguasai Mandarin saja, sudah pasti bisa menjadi seorang Guru Mandarin. Mau coba?

Penerjemah Mandarin:

Sekali lagi yang kita bicarakan di sini bukan penerjemah abal-abal atau penerjemah yang murahan, melainkan penerjemah yang baik dan yang menghargai profesinya.
 
Karakter dan keahlian khusus yang diperlukan untuk bisa menjadi seorang penerjemah mandarin yang baik adalah:

Penguasaan Bahasa Mandarin yang mumpuni:
 
Hal ini tidak usah kita bahas lagi karena poin ini sama dengan poin pada Guru Mandarin di atas. 

Punya keahlian menulis, mengarang dan mengolah kata yang baik:
 
Ini adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang penerjemah mandarin tulisan. Keahlian ini memerlukan bakat. Jadi tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya yang punya bakat sastra yang bisa melakukannya. 

Punya karakter senang belajar:
 
Ini pun tidak semua orang bisa melakukannya. Sebaliknya, justru orang sekarang kurang suka belajar. Penerjemah yang suka belajar akan lebih cepat maju ketimbang yang malas belajar.

Jadi jelas di sini bahwa adalah tidak gampang menjadi seorang Guru dan Penerjemah Mandarin. Butuh bakat, karakter dan keahlian khusus. Adalah persepsi yang keliru, kalau kita berasumsi bahwa untuk menjadi Guru dan Penerjemah Mandarin hanya dengan menguasai mandarin saja sudah cukup. Kalau tidak percaya, coba Anda tes sendiri. Kalau di rumah Anda punya Papa, Mama, Om, Tante, Engkong, Oma yang bisa Bahasa Mandarin, coba Anda minta mereka mengajar atau menerjemah satu kalimat saja. Bisa tidak coba? 


Fakta lain di masyarakat:
 
Banyak institusi pendidikan, perusahaan lokal dan perusahaan asing, kalau merekrut Guru dan Penerjemah, sangat jarang mereka mencantumkan kriteria seperti poin-poin di atas. Biasanya syarat yang mereka minta hanyalah menguasai Bahasa Mandarin lisan dan tulisan, ijasah HSK, Akta Mengajar dan pengalaman kerja. Malah ada yang mencari mahasiswa semester terakhir dan Fresh Graduate! 

Dengan kriteria seperti itu, apakah mereka bisa mendapatkan Guru dan Penerjemah yang bagus? Tentu saja tidak! Kebanyakan mereka tidak berhasil mendapatkannya. Kenapa? Karena untuk mendapatkan kualitas yang terbaik, kriterianya bukan itu sebenarnya! Mereka salah menentukan kriteria.

Ya, itulah fenomena yang ada di masyarakat kita sekarang. Keadaan ini terjadi disebabkan karena banyak orang yang tidak mengerti bagaimana cara untuk menemukan kandidat yang baik. Keadaan ini diperparah lagi dengan syarat  mau cari gaji yang paling murah. Hasilnya? Dalam setahun perusahaan-perusahaan tersebut bisa beriklan dengan lowongan yang sama sampai 3 kali! Tapi, mereka tetap tidak bisa menemukan kandidat yang tepat. Kenapa bisa begitu? Karena yang pandai tidaklah murah dan yang murah tidaklah pandai. 

Maaf, ini fakta bukan cerita bohong. Tidak percaya? Silahkan Anda amati sendiri di website Jobstreet dan Jobsdb, di sana Anda akan temui banyak perusahaan seperti itu, yang bolak-balik beriklan yang sama, tapi tidak bisa mendapatkan kandidat dengan kriteria yang mereka inginkan.

Yah, ini pengalaman Saya sebagai Guru dan Penerjemah Mandarin. Pengalaman ini Saya tulis untuk meluruskan persepsi yang keliru di masyarakat selama ini. Mudah-mudahan dengan sharing ini banyak pihak bisa ikut terbantu.


Sumber Gambar: https://sogou.com
 
 
********