Kali
ini aku mau bagikan sedikit pengalaman aku dalam belajar bahasa mandarin.
Mudah-mudahan
bisa berguna buat para pelajar pemula yang sedang belajar mandarin.
Ah, jadi
kilas balik lagi pada jaman kuliah dulu...
Dosen bahasa
mandarin aku ada satu yang orang Indonesia asli. Beliau seorang pria asli dari Jawa.
Awalnya kaget juga, ada orang Indonesia asli yang mengajar bahasa mandarin.
Bisa juga ya, pikir aku. Ternyata, beliau ini adalah lulusan Fakultas Ilmu
Budaya Prodi Bahasa Mandarin dari Universitas Indonesia.
Berhubung dosen aku
ini kebetulan berasal dari suku Jawa, maka aksen Jawanya itu medok sekali.
Walaupun nadanya tidak salah, tapi karena pengaruh aksen Jawanya itu, maka
pelafalannya jadi agak aneh kedengarannya
Yang aku mau bahas
di sini adalah tentang pelafalan nada atau pengucapan dari sebuah kata. Setelah
belajar mandarin beberapa waktu lamanya, aku mendapat kenyataan bahwa, latar
belakang, suku, etnis, dan asal-usul daerah seseorang itu ternyata turut
berpengaruh dan menentukan ketepatan pelafalan atau pengucapan nada seseorang. Karena
bicara tentang pelafalan, aku jadi teringat akan beliau.
Demikian juga orang
yang sehari-harinya berbahasa daerah, baik etnis pribumi maupun etnis Tionghoa,
juga akan berpengaruh terhadap pelafalan bahasa mandarinnya. Karena mereka
sudah terbiasa berbahasa daerah, jadi tanpa disadari, kadang-kadang ucapannya
itu sering tertukar-tukar, kadang-kadang lafalnya bisa campur aduk, sebentar-sebentar
lafal bahasa daerah, sebentar-sebentar lafal bahasa mandarin. Mereka tidak
sengaja melakukan hal ini, karena lafal bahasa daerahnya yang otomatis keluar.
Jadi itu sebabnya,
kenapa nada dan lafal orang Indonesia asli berbeda dengan lafal orang Indonesia
keturunan Tionghoa, juga berbeda dengan lafal orang dari negara Singapura,
Taiwan dan orang Tiongkok asli atau native speaker dalam berbahasa mandarin. Walaupun
nadanya sudah benar, tapi aksennya pasti berbeda. Coba perhatikan kalau mereka
sedang bicara.
Jadi itu sebabnya,
kenapa kita perlu belajar nada dan pelafalan dengan benar dan tepat. Ini
penting agar kita bisa berinteraksi dengan baik dengan orang-orang yang
berbahasa mandarin. Kalau nada, pelafalan dan aksen kita tidak tepat, tentu lawan
bicara kita tidak akan mudah memahami apa yang kita ucapkan. Dengan belajar
nada dan pelafalan dengan benar, serta
dengan seringnya berlatih, akan bisa mengurangi ‘kemedokan’ aksen kita dalam berbicara.
Oke, ini soal nada
dan pelafalan.
Sekarang, soal
menulis karakter.
Setelah memahami
teori dalam belajar menulis, ternyata juga tidak mudah untuk menghafal sebuah
karakter.
Dulu aku pernah
mencari bagaimana cara mudah untuk menghafal sebuah karakter mandarin. Dahulu, asal
mula dari karakter mandarin itu adalah bahasa gambar. Jadi kalau kita
mengingat-ingat gambarnya, tentu akan
lebih mudah dalam menghafalnya. Jadi aku mencoba menghafal dengan cara
membayangkan gambar dari tulisannya. Dengan begini, memang bisa lebih cepat
dalam menghafal.
Akan tetapi,
lama-kelamaan aku mendapat kenyataan, bahwa tidak semua karakter bisa dihafal
dengan membayangkan gambarnya. Karena, ada karakter yang gambarnya itu sama
sekali tidak ada hubungannya dengan tulisan. Jadi bagaimana bisa
membayangkannya, kalau berbeda sama sekali?
Setelah aku
analisa, aku mendapat kenyataan, bahwa dengan banyaknya kita membaca buku teks
mandarin, cukup banyak bisa membantu kita dalam menghafal sebuah karakter. Lalu
aku pun mencari sebanyak mungkin buku teks mandarin yang bisa aku pelajari.
Cara ini lumayan bisa membantu kita dalam menghafal.
Akan tetapi,
kendalanya adalah: Seberapa banyak orang yang mau membaca buku teks?
Mungkin anak-anak
sekarang emoh untuk banyak membaca. Apalagi buku teks mandarin? Melihat saja
sudah pusing dan jemu, katanya.
Jadi cara seperti
ini hanya cocok dan bisa dipraktekkan oleh pelajar-pelajar yang memang berbakat
dan menyukai bahasa mandarin secara murni, dan bukan oleh pelajar-pelajar yang
kurang berbakat dan yang belajar mandarin secara terpaksa.
Oke, ini soal
menulis karakter.
Sekarang soal
grammar.
Aku merasa bahwa belajar
grammar itu bisa dipelajari dan dianalisa sembari kita membaca teks mandarin.
Caranya, kita pahami dahulu teori tentang grammar-nya. Lalu kita analisa saat
kita sedang membaca teks. Coba perhatikan bagaimana cara penyusunan kalimatnya.
Begitu seterusnya, sampai kita menemukan petunjuk atau clue-nya.
Cuma cara ini perlu
kesabaran dan ketekunan. Bagi sebagian pelajar, cara ini membosankan dan
melelahkan. Memang, tapi, memang harus begini caranya, baru kita bisa
benar-benar memahami tentang grammar. Guru hanya mengajarkan tentang teorinya,
selebihnya adalah pelajar yang harus menganalisa dan memahaminya sendiri.
Lakukan hal ini
dengan sabar dan konsisten. Lama-lama kalian akan merasakan hasilnya. Saat itu,
kalian akan kegirangan sendiri, dan rasa lelah dan bosan kalian terbayar,
hasilnya kalian menjadi benar-benar paham. Nanti kalau kalian sudah praktekkan,
baru kalian tahu, bahwa ucapanku benar adanya.
Nanti, saat bahasa
mandarin kalian sudah ada kemajuan yang berarti. Saat kosa kata kalian sudah
lumayan banyak. Saat nada dan pelafalan sudah kalian kuasai dengan benar. Saat
kalian sudah mulai bisa membaca dan memahami arti dari banyak kalimat dan teks.
Saat kalian sudah bisa mendengar dan sudah lumayan lancar berbahasa mandarin. Saat pengetahuan grammar kalian sudah lumayan. Saat
kalian sudah bisa menulis karakter mandarin dengan cukup baik. Maka di saat itulah,
baru kalian bisa belajar mandarin sendiri secara otodidak dari berbagai buku
dan sumber yang layak dan bisa dipercaya. Pada saat itulah, kalian sudah tidak
memerlukan guru lagi.
Akan tetapi, kalau
kalian belum mencapai taraf ini, janganlah kalian coba-coba belajar sendiri.
Karena belajar itu ada step-step-nya. Ikutilah step-step ini, jangan
dilangkah-langkahi. Ujian HSK juga ada level-levelnya, kan? Seperti orang
naik tangga, selangkah demi selangkah. Kalau melangkahnya terlalu jauh, akan
tersandung kakinya. Dan kalau salah melangkah,
pasti terjatuh, kan?
Jadi kalau kalian
mau belajar sendiri, kalian harus punya basic dulu yang cukup. Kalau basic
kalian belum cukup, tidak bisa. Jadi belajarlah dulu sama guru, sampai fondasi
belajar kalian sudah cukup kuat, baru kalian belajar sendiri.
Pada saat itulah,
kalian sudah bisa mencoba mulai belajar sendiri dari kamus atau istilahnya
membedah kamus, untuk memperdalam bahasa mandarin kalian.
Karena, setelah aku
mempelajari bahasa mandarin selama beberapa waktu, aku mendapat kenyataan,
bahwa belajar dari kamus itu adalah metode belajar mandarin yang paling lengkap
dan sempurna. Jadi kalau kalian bisa melakukan hal ini, dijamin kalian bisa
memperoleh hasil yang sangat hebat.
Aku bisa bilang
begini, karena aku sendiri sudah mempraktekkannya. Dan aku malah berpikir, coba
aku tahu hal ini lebih awal, tentu akan lebih cepat kita menguasai bahasa
mandarin.
Cuma, metode
belajar lewat kamus ini kurang cocok dilakukan oleh orang-orang yang belajarnya
tidak tekun. Hanya orang-orang yang tekun, yang bisa sukses belajar dengan cara
ini. Karena tidak semua orang bisa menerapkan metode ini. Berat, katanya ! Dan
untuk bisa menerapkan metode ini, kalian harus sudah punya pengetahuan mandarin
yang lumayan. Jadi kalau kalian masih pemula, tidak bisa. Akan tetapi, mungkin
saja ada juga yang bisa, jika orang itu memiliki bakat yang sangat bagus dalam
bidang bahasa. Siapa tahu?
Oke, sekarang yang
terakhir, tentang latihan !
Kalau bicara
tentang latihan, aku jadi teringat masa aku kuliah dulu. Aku juga tidak punya
teman praktek atau teman berlatih. Aku ingat, sewaktu aku mencari bahan untuk
menulis skripsi, aku mencari bahannya sampai ke daerah kota, karena di sana adalah
tempat Chinatown-nya Jakarta. Di sana banyak dijual buku-buku teks mandarin
terbitan luar negeri. Aku sampai praktek mandarinku di situ, dengan
engkoh-engkoh yang berjualan di toko buku itu.
Begitu menyadari,
aku bisa bercakap-cakap dengan mereka, aku bisa memahami ucapan mereka dan
mereka bisa memahami ucapanku, sudah betapa senangnya hatiku ! Dan saking
senangnya, aku sampai menceritakan hal ini kepada dosenku, dan mereka pada
tertawa mendengarnya.
Coba kalian
bayangkan. Kalian juga pasti senang ya, kalau kalian sudah cape-cape belajar
dan sekarang sudah bisa bercakap-cakap dengan orang, yang tadinya kalian sama
sekali tidak mengerti bahasanya, benar tidak?
Salah satu hal yang
paling penting di dalam belajar bahasa asing adalah berlatih. Semakin banyak
kita berlatih, akan semakin mudah kita mengingat kosa kata. Tapi, sayangnya,
kita tidak punya teman untuk berlatih. Kasihan, kan?
Nah, makanya kenapa
aku mengajak kalian untuk berlatih di halaman aku ini. Aku itu teringat
pengalamanku belajar dulu. Aku tahu bagaimana sedihnya orang yang tidak bisa
berlatih karena tidak punya partner. Jadi kalau kalian bisa berlatih, kalian
harus mensyukuri itu. Karena tidak semua orang punya kesempatan untuk berlatih.
Oke, rasanya sudah
cukup pembahasannya sampai di sini dulu.
Sebenarnya tulisan
ini merupakan kelanjutan dari tulisan aku yang tempo hari itu. Karena masih ada
hubungannya dengan pembahasan tersebut. Yang ini boleh disebut bagian Part -2
nya.
Semoga tulisan ini
bisa bermanfaat bagi kalian.
Terus belajar dan
jangan menyerah...
Jia You !
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
********
No comments:
Post a Comment