Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

2019-04-08

Pengalamanku Belajar Bahasa Mandarin

Kali ini aku mau bagikan sedikit pengalaman aku dalam belajar bahasa mandarin.

Mudah-mudahan bisa berguna buat para pelajar pemula yang sedang belajar mandarin.

Ah, jadi kilas balik lagi pada jaman kuliah dulu...

Dosen bahasa mandarin aku ada satu yang orang Indonesia asli. Beliau seorang pria asli dari Jawa. Awalnya kaget juga, ada orang Indonesia asli yang mengajar bahasa mandarin. Bisa juga ya, pikir aku. Ternyata, beliau ini adalah lulusan Fakultas Ilmu Budaya Prodi Bahasa Mandarin dari Universitas Indonesia.

Berhubung dosen aku ini kebetulan berasal dari suku Jawa, maka aksen Jawanya itu medok sekali. Walaupun nadanya tidak salah, tapi karena pengaruh aksen Jawanya itu, maka pelafalannya jadi agak aneh kedengarannya

Yang aku mau bahas di sini adalah tentang pelafalan nada atau pengucapan dari sebuah kata. Setelah belajar mandarin beberapa waktu lamanya, aku mendapat kenyataan bahwa, latar belakang, suku, etnis, dan asal-usul daerah seseorang itu ternyata turut berpengaruh dan menentukan ketepatan pelafalan atau pengucapan nada seseorang. Karena bicara tentang pelafalan, aku jadi teringat akan beliau.

Demikian juga orang yang sehari-harinya berbahasa daerah, baik etnis pribumi maupun etnis Tionghoa, juga akan berpengaruh terhadap pelafalan bahasa mandarinnya. Karena mereka sudah terbiasa berbahasa daerah, jadi tanpa disadari, kadang-kadang ucapannya itu sering tertukar-tukar, kadang-kadang lafalnya bisa campur aduk, sebentar-sebentar lafal bahasa daerah, sebentar-sebentar lafal bahasa mandarin. Mereka tidak sengaja melakukan hal ini, karena lafal bahasa daerahnya yang otomatis keluar.

Jadi itu sebabnya, kenapa nada dan lafal orang Indonesia asli berbeda dengan lafal orang Indonesia keturunan Tionghoa, juga berbeda dengan lafal orang dari negara Singapura, Taiwan dan orang Tiongkok asli atau native speaker dalam berbahasa mandarin. Walaupun nadanya sudah benar, tapi aksennya pasti berbeda. Coba perhatikan kalau mereka sedang bicara.

Jadi itu sebabnya, kenapa kita perlu belajar nada dan pelafalan dengan benar dan tepat. Ini penting agar kita bisa berinteraksi dengan baik dengan orang-orang yang berbahasa mandarin. Kalau nada, pelafalan dan aksen kita tidak tepat, tentu lawan bicara kita tidak akan mudah memahami apa yang kita ucapkan. Dengan belajar nada dan pelafalan dengan benar, serta  dengan seringnya berlatih, akan bisa mengurangi ‘kemedokan’  aksen kita dalam berbicara.

Oke, ini soal nada dan pelafalan.

Sekarang, soal menulis karakter.

Setelah memahami teori dalam belajar menulis, ternyata juga tidak mudah untuk menghafal sebuah karakter.

Dulu aku pernah mencari bagaimana cara mudah untuk menghafal sebuah karakter mandarin. Dahulu, asal mula dari karakter mandarin itu adalah bahasa gambar. Jadi kalau kita mengingat-ingat  gambarnya, tentu akan lebih mudah dalam menghafalnya. Jadi aku mencoba menghafal dengan cara membayangkan gambar dari tulisannya. Dengan begini, memang bisa lebih cepat dalam menghafal.

Akan tetapi, lama-kelamaan aku mendapat kenyataan, bahwa tidak semua karakter bisa dihafal dengan membayangkan gambarnya. Karena, ada karakter yang gambarnya itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan tulisan. Jadi bagaimana bisa membayangkannya, kalau berbeda sama sekali?

Setelah aku analisa, aku mendapat kenyataan, bahwa dengan banyaknya kita membaca buku teks mandarin, cukup banyak bisa membantu kita dalam menghafal sebuah karakter. Lalu aku pun mencari sebanyak mungkin buku teks mandarin yang bisa aku pelajari. Cara ini lumayan bisa membantu kita dalam menghafal.

Akan tetapi, kendalanya adalah: Seberapa banyak orang yang mau membaca buku teks?

Mungkin anak-anak sekarang emoh untuk banyak membaca. Apalagi buku teks mandarin? Melihat saja sudah pusing dan jemu, katanya.

Jadi cara seperti ini hanya cocok dan bisa dipraktekkan oleh pelajar-pelajar yang memang berbakat dan menyukai bahasa mandarin secara murni, dan bukan oleh pelajar-pelajar yang kurang berbakat dan yang belajar mandarin secara terpaksa.

Oke, ini soal menulis karakter.

Sekarang soal grammar.

Aku merasa bahwa belajar grammar itu bisa dipelajari dan dianalisa sembari kita membaca teks mandarin. Caranya, kita pahami dahulu teori tentang grammar-nya. Lalu kita analisa saat kita sedang membaca teks. Coba perhatikan bagaimana cara penyusunan kalimatnya. Begitu seterusnya, sampai kita menemukan  petunjuk atau clue-nya.

Cuma cara ini perlu kesabaran dan ketekunan. Bagi sebagian pelajar, cara ini membosankan dan melelahkan. Memang, tapi, memang harus begini caranya, baru kita bisa benar-benar memahami tentang grammar. Guru hanya mengajarkan tentang teorinya, selebihnya adalah pelajar yang harus menganalisa dan memahaminya sendiri.

Lakukan hal ini dengan sabar dan konsisten. Lama-lama kalian akan merasakan hasilnya. Saat itu, kalian akan kegirangan sendiri, dan rasa lelah dan bosan kalian terbayar, hasilnya kalian menjadi benar-benar paham. Nanti kalau kalian sudah praktekkan, baru kalian tahu, bahwa ucapanku benar adanya.

Nanti, saat bahasa mandarin kalian sudah ada kemajuan yang berarti. Saat kosa kata kalian sudah lumayan banyak. Saat nada dan pelafalan sudah kalian kuasai dengan benar. Saat kalian sudah mulai bisa membaca dan memahami arti dari banyak kalimat dan teks. Saat kalian sudah bisa mendengar dan sudah lumayan  lancar berbahasa mandarin. Saat pengetahuan grammar kalian sudah lumayan. Saat kalian sudah bisa menulis karakter mandarin dengan cukup baik. Maka di saat itulah, baru kalian bisa belajar mandarin sendiri secara otodidak dari berbagai buku dan sumber yang layak dan bisa dipercaya. Pada saat itulah, kalian sudah tidak memerlukan guru lagi. 

Akan tetapi, kalau kalian belum mencapai taraf ini, janganlah kalian coba-coba belajar sendiri. Karena belajar itu ada step-step-nya. Ikutilah step-step ini, jangan dilangkah-langkahi. Ujian HSK juga ada level-levelnya, kan? Seperti orang naik tangga, selangkah demi selangkah. Kalau melangkahnya terlalu jauh, akan tersandung kakinya. Dan kalau salah melangkah pasti terjatuh, kan?

Jadi kalau kalian mau belajar sendiri, kalian harus punya basic dulu yang cukup. Kalau basic kalian belum cukup, tidak bisa. Jadi belajarlah dulu sama guru, sampai fondasi belajar kalian sudah cukup kuat, baru kalian belajar sendiri.

Pada saat itulah, kalian sudah bisa mencoba mulai belajar sendiri dari kamus atau istilahnya membedah kamus, untuk memperdalam bahasa mandarin kalian.

Karena, setelah aku mempelajari bahasa mandarin selama beberapa waktu, aku mendapat kenyataan, bahwa belajar dari kamus itu adalah metode belajar mandarin yang paling lengkap dan sempurna. Jadi kalau kalian bisa melakukan hal ini, dijamin kalian bisa memperoleh hasil yang sangat hebat.

Aku bisa bilang begini, karena aku sendiri sudah mempraktekkannya. Dan aku malah berpikir, coba aku tahu hal ini lebih awal, tentu akan lebih cepat kita menguasai bahasa mandarin.

Cuma, metode belajar lewat kamus ini kurang cocok dilakukan oleh orang-orang yang belajarnya tidak tekun. Hanya orang-orang yang tekun, yang bisa sukses belajar dengan cara ini. Karena tidak semua orang bisa menerapkan metode ini. Berat, katanya ! Dan untuk bisa menerapkan metode ini, kalian harus sudah punya pengetahuan mandarin yang lumayan. Jadi kalau kalian masih pemula, tidak bisa. Akan tetapi, mungkin saja ada juga yang bisa, jika orang itu memiliki bakat yang sangat bagus dalam bidang bahasa. Siapa tahu?

Oke, sekarang yang terakhir, tentang latihan !

Kalau bicara tentang latihan, aku jadi teringat masa aku kuliah dulu. Aku juga tidak punya teman praktek atau teman berlatih. Aku ingat, sewaktu aku mencari bahan untuk menulis skripsi, aku mencari bahannya sampai ke daerah kota, karena di sana adalah tempat Chinatown-nya Jakarta. Di sana banyak dijual buku-buku teks mandarin terbitan luar negeri. Aku sampai praktek mandarinku di situ, dengan engkoh-engkoh yang berjualan di toko buku itu.

Begitu menyadari, aku bisa bercakap-cakap dengan mereka, aku bisa memahami ucapan mereka dan mereka bisa memahami ucapanku, sudah betapa senangnya hatiku ! Dan saking senangnya, aku sampai menceritakan hal ini kepada dosenku, dan mereka pada tertawa mendengarnya.

Coba kalian bayangkan. Kalian juga pasti senang ya, kalau kalian sudah cape-cape belajar dan sekarang sudah bisa bercakap-cakap dengan orang, yang tadinya kalian sama sekali tidak mengerti bahasanya, benar tidak?

Salah satu hal yang paling penting di dalam belajar bahasa asing adalah berlatih. Semakin banyak kita berlatih, akan semakin mudah kita mengingat kosa kata. Tapi, sayangnya, kita tidak punya teman untuk berlatih. Kasihan, kan?

Nah, makanya kenapa aku mengajak kalian untuk berlatih di halaman aku ini. Aku itu teringat pengalamanku belajar dulu. Aku tahu bagaimana sedihnya orang yang tidak bisa berlatih karena tidak punya partner. Jadi kalau kalian bisa berlatih, kalian harus mensyukuri itu. Karena tidak semua orang punya kesempatan untuk berlatih.

Oke, rasanya sudah cukup pembahasannya sampai di sini dulu.

Sebenarnya tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan aku yang tempo hari itu. Karena masih ada hubungannya dengan pembahasan tersebut. Yang ini boleh disebut bagian Part -2 nya.
                                                                  
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kalian.

Terus belajar dan jangan menyerah...

Jia You !
 
 
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
 
 
 
********














No comments:

Post a Comment