Penulis teringat pada masa orde baru, betapa sulitnya kalau mau belajar bahasa mandarin. Tidak ada sekolah, kursus dan perguruan tinggi yang boleh mengajarkan bahasa mandarin pada waktu itu. Jadi kalau mau belajar, paling-paling belajarnya diam-diam dengan cara belajar privat di rumah. Itu pun dulu guru yang mengajar juga cuma bisa mengajar mandarin dengan ejaan tradisional yang konon kabarnya lebih sulit dipelajari. Cara mengajarnya pun tidak memakai sistem. Pokoknya dari sananya sudah begini atau pokoknya kalau begini ya begini, kalau begitu ya begitu. Karena dulu si guru juga diajari oleh gurunya begitu. Makanya kalau begitu ya begitu. Biasanya cara mengajarnya seperti itu. Kalau ditanya kenapa begitu, mereka juga tidak bisa menjelaskan.
Kalau zaman sekarang, belajar mandarinnya tidak seperti begitu lagi. Ejaannya sudah memakai ejaan sederhana yang lebih mudah dipelajari. Cara mengajarnya sudah memakai sistem. Selalu ada penjelasan kenapa harus begini kenapa harus begitu. Sekarang juga sudah banyak sekolah, tempat kursus, perguruan tinggi yang mengajarkan bahasa mandarin sebagai kurikulum tetapnya. Jadi anak-anak zaman sekarang kecil-kecil sudah diajari bahasa mandarin di sekolahnya.
Kenapa bisa begitu?
Ya, karena sekarang bukan zaman orde baru lagi. Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara Tiongkok sudah pulih kembali. Jadi sekarang kita bisa bebas belajar mandarin di sekolah. Enak bukan menjadi anak-anak zaman sekarang?
Ya, karena sekarang sudah zaman globalisasi. Era informasi dan teknologi. Bahasa pun mengalami perkembangan di dunia. Karena sekarang negara China sudah menjadi salah satu negara yang paling maju di dunia, otomatis bahasa China pun menjelma menjadi salah satu bahasa yang paling penting di dunia.
Ya, karena ekonomi dunia juga berkembang sedemikian pesatnya dan Indonesia juga menjadi negara yang menjadi sasaran investasi dari negara-negara maju tersebut. Dari negara China saja, bisa dikatakan yang paling tinggi investasinya di Indonesia. Terbukti dari seberapa banyak perusahaan-perusahaan China yang menjadi PMA di Indonesia.
Ya, karena pengaruh budaya, seni, tradisi, agama, kepercayaan dan adat istiadat dari bangsa Tionghoa yang masuk dan berakar di Indonesia sejak lama turut memicu timbulnya kebutuhan untuk mempelajari bahasanya.
Jadi sekarang tidak usah pusing-pusing lagi kalau mau belajar mandarin. Banyak pilihan tempat belajar mandarin, seperti sekolah, kursus, bimbingan belajar, les privat atau bisa juga kalau mau belajar sendiri.
Sistem belajar juga banyak pilihan, mau yang tatap muka langsung, kursus tertulis, belajar online di blog atau lewat video di internet. Tentunya dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Setiap pilihan ada plus minusnya, bergantung kebutuhan kita mau belajarnya bagaimana.
Jadi itu alasannya, kenapa sekarang banyak sekolah dan institusi berbahasa mandarin. Singkatnya, karena sekarang banyak orang yang ingin bisa berbahasa mandarin. Banyak yang kepingin belajar bahasa mandarin.
Akan tetapi belajar mandarin itu tidaklah gampang. Betul !
Makanya, di dalam tips-tips belajar mandarin yang penulis buat, penulis selalu menekankan tentang cara belajar yang kencang itu. Penulis selalu mewanti-wanti, bahwa kalau mau berhasil belajar mandarin, usahanya harus kencang.
Jadi sebenarnya perlu tidak belajar bahasa mandarin?
Perlu dong !
Kalau tidak perlu, buat apa banyak-banyak sekolah dan tempat belajar mandarin didirikan?
Jadi sebenarnya penting tidak belajar mandarin?
Penting! Sangat penting!
Kalau anda pintar bahasa mandarin, anda akan memiliki peluang dan pilihan pekerjaan dan karir yang lebih luas dan variatif. Baik bekerja di perusahaan lokal maupun PMA, mereka sama-sama mensyaratkan harus bisa bahasa mandarin.
Kalau anda pintar bahasa mandarin, anda bisa membuka usaha anda sendiri di bidang jasa, seperti sekolah, tempat kursus, jasa les privat, jasa penerjemahan buat bekal di hari tua, bilamana anda sudah tidak bekerja lagi di perusahaan orang. Intinya anda punya pilihan yang bagus untuk berwiraswasta.
Kalau anda pintar bahasa mandarin, anda memiliki banyak kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Misalnya apa? Banyak! Misalnya, kemampuan berkomunikasi dengan orang asing (orang China asli), kemampuan membaca koran dan majalah berbahasa mandarin, kemampuan untuk menonton film berbahasa mandarin, kemampuan untuk memahami budaya orang China, kemampuan berbisnis dengan orang China, dan lain sebagainya.
Tapi belajar mandarin itu susah!
Biar pun susah, tapi yang berhasil mempelajarinya juga banyak kok! Jadi jangan takut. Asal anda semangat, apa pun bisa berhasil. Jadi semuanya itu bergantung pada diri kita sendiri.
Jadi belajar mandarin itu tidak rugi. Kalau anda berhasil, keuntungan yang anda peroleh banyak. Biar pun susah dan pengorbanannya banyak, tapi hasilnya worth it!
Justru yang rugi itu adalah kalau anda belajar berhenti di tengah jalan. Makanya, usaha anda jadi tidak worth it. Jangan sampai terjadi hal seperti ini.
Bagaimana kalau saya sudah tidak sanggup lagi belajar,apa saya masih harus terus?
Anda tidak sanggup lagi belajar atau sesungguhnya anda hanya malas?
Coba renungkan baik-baik. Banyakkan orang berhenti belajar bukan karena dia tidak sanggup, melainkan karena malas. Malasnya itu yang membuat dia tidak sanggup belajar.
Kalau anda punya kemauan belajar yang keras, anda pasti bisa mengatasi masalah anda. Biar sudah tidak sanggup lagi , tapi karena kemauan anda yang keras, anda pasti bisa mencari cara dan berusaha untuk tetap bertahan. Karena anda tahu dan yakin, bahwa usaha anda ini pasti worth it.
Jadi sekali lagi penulis tegaskan di sini, bahwa tidak rugi belajar mandarin!
Sumber Gambar: https://sogou.com
********
No comments:
Post a Comment