Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

2018-05-15

Sebuah Renungan Bekerja Dengan Hati

 
Bicara bekerja dengan hati, kadang timbul perasaan dilematis di dalam hati. 

Kenapa?

Karena prinsip kerja yang satu ini masih populer tidak ya di zaman sekarang ini? Masih banyakkah orang yang menjunjung tinggi prinsip kerja ini? Masih banyakkah anak-anak muda yang menjalankan motto kerja ini? Zaman sudah semakin maju. Semua hal berubah dengan sangat cepatnya. Nilai-nilai kehidupan mulai banyak mengalami pergeseran. Pandangan-pandangan hidup lama sudah banyak ditinggalkan orang. Manusia-manusia  berlomba-lomba mengejar, menyesuaikan diri, menyelaraskan diri dengan perubahan-perubahan yang ada dan nilai-nilai zaman, agar tidak tersingkir dan terlempar dari arena pertarungan hidup. Sepertinya nilai-nilai moral, budaya, pandangan hidup telah berubah, bergeser, berganti mengikuti perkembangan zaman yang baru ini. Hal ini juga mempengaruhi nilai-nilai dan filosofi kerja di zaman sekarang. 

Ilustrasinya begini:

Kita ambil contoh soal pekerjaan misalnya. Kalau orang zaman dulu ditanya soal pekerjaan. Apa pandangan hidup mereka tentang pekerjaan? Mereka akan menjawab begini:

Saya akan berusaha bekerja dengan sebaik mungkin. Saya akan belajar keras agar saya bisa menjadi pekerja yang baik dan trampil. Saya akan merasa malu kalau saya tidak bisa bekerja dengan baik dan benar. Saya rajin mengumpulkan ilmu dan pengalaman, agar saya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik untuk hidup saya. Ini contoh filosofi kerja seorang pekerja di zaman dahulu. 

Lalu bagaimana filosofi kerja seorang pengusaha di zaman dulu? Sama, mereka akan menjawab begini: 

Saya akan memilih pekerja yang paling baik  dan qualified sebagai pegawai saya. Semakin tinggi ketrampilan dan pengalamannya adalah semakin baik. Karena seorang pegawai yang berkualitas dengan pengalaman yang banyak merupakan investasi buat kemajuan perusahaan saya. Saya akan memberikan penawaran imbalan yang paling baik, bila saya berhasil mendapatkan orang yang tepat ini. Saya tidak akan merekrut orang yang tidak qualified, biarpun gaji mereka kecil. Karena pegawai seperti ini tidak akan memberi kemajuan apa-apa untuk perusahaan saya.

Ini adalah contoh nyata  filosofi bekerja menggunakan hati dan filosofi mengelola perusahaan dengan hati. 

Kalau kta bandingkan dengan nilai-nilai di zaman sekarang tentang masalah pekerjaan. Kita akan mendapatkan ilustrasi seperti ini:

Seorang pekerja di zaman sekarang, bila ditanya tentang pekerjaan, kebanyakan mereka akan menjawab begini:

Saya tidak mau bekerja yang pusing-pusing, yang susah-susah, yang ribet-ribet. Buat apa pusing-pusing, toh orang-orang sekarang juga begitu semua. Sekarang zaman modern. Kita harus bisa bekerja dengan pintar. Prinsipnya bekerja sedikit tapi yang gajinya gede. Bikin saja strategi,  kalau perlu main politik di kantor, pakai cara kotor juga tidak apa, yang penting posisi kita aman dan terjamin.

Lalu bagaimana filosofi para pengusaha di zaman sekarang? kebanyakan mereka akan menjawab begini:

Yang paling penting buat saya itu profit. Perusahaan saya mesti untung gede. Semua usaha dikerahkan hanya untuk mengejar profit. Semakin besar profit yang didapatkan semakin bagus buat saya. Saya tidak mau pusing-pusing memikirkan tentang investasi tentang pegawai saya. Saya tidak perduli tentang itu. Pegawai yang saya rekrut itu yang gajinya paling murah yang bisa saya dapatkan. Tidak apa-apa orangnya tidak begitu pintar dan ahli dalam bekerja. Yang penting dia mau dibayar murah dan saya bisa menghemat cost.

Ini adalah contoh nyata filosofi bekerja tidak pakai hati dan filosofi mengelola perusahaan tanpa hati.

Anda bisa bayangkan perbedaannya? Sangat bertolak-belakang bukan?

Saya tidak bilang bahwa semua orang, semua pekerja dan semua pengusaha di zaman sekarang seperti ini. Saya hanya bilang kebanyakan, bukan berarti semuanya seperti ini.

Jadi yang masih mau bekerja dengan hati itu, masih ada tidak di zaman sekarang?

Tentu saja masih ada! Dunia begini luas. Penduduk dunia begitu banyak. Masa tidak ada yang mau bekerja dengan hati? Jadi tenang saja.

Ini sekedar ilustrasi, kenapa di awal tulisan ini, saya bilang bicara tentang bekerja dengan hati merupakan masalah yang dilematis bagi saya.

Lalu apa hubungannya tulisan ini dengan profesi kita sebagai Penerjemah dan Guru?

Oh, kaitannya sangat erat.

Karena seorang penerjemah dan guru yang baik, adalah orang yang selalu bekerja dengan hati. Kalau dia tidak bisa melakukan hal ini, maka dia bukanlah penerjemah dan guru yang baik. 

Makanya, kalau memilih penerjemah dan guru itu hati-hati. Jangan sampai salah memilih. Pilihlah yang masih mau bekerja dengan hati. Karena hasil kerja mereka tidak akan sembarangan. 

Di dalam tulisan saya sebelumnya, saya pernah menulis, kalau mencari penerjemah atau guru, jangan memilih yang tarifnya murahan. Karena ini juga merupakan cerminan dari orang yang tidak bekerja dengan hati. Karena orang yang tidak menghargai  profesinya, dia akan sembarangan juga bekerja dan kebanyakan mereka akan menawarkan tarif yang murah meriah. Bagi mereka yang penting adalah mendapatkan job. Yang lain itu tidaklah penting.

Jadi tunjukkanlah profesionalisme kita sebagai penerjemah dan guru yang baik dan berkualitas. Bagi pengusaha juga, tunjukkanlah profesionalismenya sebagai pengusaha dengan tidak memberikan imbalan yang tidak sewajarnya buat para pekerja dan pemberi jasa anda. 

Walaupun nilai-nilai zaman sudah berubah, akan tetapi nilai-nilai moral, kebaikan dan kebajikan masih tetap relevan dan bekerja di zaman sekarang. Pada akhirnya, yang terbaiklah yang akan mendapatkan penghargaan, apresiasi, pengakuan dan penghormatan dari masyarakat atau khalayak ramai.

Akhir kata, walau nilai-nilai zaman sudah banyak berubah, tetaplah bekerja dengan hati. Karena itulah yang terbaik buat kita.


Sumber Foto: https://sogou.com
 
 
 
********

No comments:

Post a Comment