Belalang Mengincar Tonggeret - 螳螂捕蝉 |
Pada zaman Musim
Semi – Musim Gugur, Raja Wu memutuskan untuk menyerang Negeri Chu.
Suatu hari Raja Wu
berkata kepada Menteri-Menterinya:
Siapa pun tidak bisa menghalangi
keputusanku. Yang mencoba menghalangi, akan kuhukum mati !
Ada seorang Perwira
Muda ingin mencoba membujuk Raja. Perwira ini mengeluarkan sebuah katapel. Dia berjalan
mondar-mandir di belakang Taman Istana.
Raja Wu
terheran-heran melihatnya, lalu menghampirinya sambil bertanya:
Anda sedang
apa di bawah pohon? Lihat bajumu sampai basah kena embun.
Sang Perwira
menjawab:
Baginda, lihatlah ! Di atas pohon ada seekor Tonggeret. Ia
bersiul-siul di atas ranting yang tinggi. Tapi Ia tidak tahu bahwa ada seekor Belalang
di sampingnya yang sedang mengincarnya. Tapi si Belalang juga tidak sadar, bahwa di
belakangnya juga ada seekor Burung Kepodang sedang menjulurkan leher untuk
menerkamnya ! Tapi Burung ini juga tidak tahu, bahwa aku sedang membidiknya
dengan katapel. Ketiga ekor binatang ini hanya memikirkan keuntungan yang
nampak di depan mata, tapi justru tidak mempedulikan bahaya yang sedang
mengancam di belakangnya !
Mendengar
perkataannya, mendadak Raja Wu tersadar. Baginda mengangguk-anggukkan kepala
dan membenarkan pernyataan sang Perwira.
Akhirnya Raja Wu
mengurungkan niatnya untuk menyerang Kerajaan Chu.
Apa makna dari
idiom ini?
螳螂捕蝉
螳螂捕蟬
Táng láng bǔ chán
Dibaca: thang lang
pu chan
Belalang Mengincar
Tonggeret
Maknanya:
Hanya memikirkan keuntungan
di depan mata, tanpa mempedulikan akibat yang akan ditanggung kemudian.
Sumber Gambar: 成语故事